29 July 2010

Gifts From The Heart for Women

Kisah berikut ini sangat menyentuh perasaan, dikutip

dari buku "Gifts From The Heart for Women" karangan

Karen Kingsbury. Buku ini dapat Anda peroleh di toko

buku Gramedia, maupun toko buku lainnya. Kisahnya sbb:




Bahkan Seorang Anak Berusia 7 Tahun Melakukan Yang


Terbaik Untuk ......






Di sebuah kota di California, tinggal seorang anak


laki2 berusia tujuh tahun yang bernama Luke. Luke


gemar bermain bisbol. Ia bermain pada sebuah tim


bisbol di kotanya yang bernama Little League. Luke


bukanlah seorang pemain yang hebat. Pada setiap


pertandingan, ia lebih banyak menghabiskan waktunya di


kursi pemain cadangan. Akan tetapi, ibunya selalu


hadir di setiap pertandingan untuk bersorak dan


memberikan semangat saat Luke dapat memukul bola


maupun tidak.


Kehidupan Sherri Collins, ibu Luke, sangat tidak


mudah. Ia menikah dengan kekasih hatinya saat masih


kuliah.




Kehidupan mereka berdua setelah pernikahan berjalan


seperti cerita dalam buku-buku roman. Namun, keadaan


itu hanya berlangsung sampai pada musim dingin saat


Luke berusia tiga tahun. Pada musim dingin, di jalan


yang berlapis es, suami Sherri meninggal karena mobil


yang ditumpanginya bertabrakan dengan mobil yang


datang dari arah berlawanan. Saat itu, ia dalam


perjalanan pulang dari pekerjaan paruh waktu yang


biasa dilakukannya pada malam hari.




"Aku tidak akan menikah lagi," kata Sherri kepada


ibunya. "Tidak ada yang dapat mencintaiku seperti


dia". "Kau tidak perlu menyakinkanku," sahut ibunya


sambil tersenyum. Ia adalah seorang janda dan selalu


memberikan nasihat yang dapat membuat Sherri merasa


nyaman. "Dalam hidup ini, ada seseorang yang hanya


memiliki satu orang saja yang sangat istimewa bagi


dirinya dan tidak ingin terpisahkan untuk


selama-lamanya. Namun jika salah satu dari mereka


pergi, akan lebih baik bagi yang ditinggalkan untuk


tetap sendiri daripada ia memaksakan mencari


penggantinya."




Sherri sangat bersyukur bahwa ia tidak sendirian.


Ibunya pindah untuk tinggal bersamanya. Bersama-sama,


mereka berdua merawat Luke. Apapun masalah yg dihadapi


anaknya, Sherri selalu memberikan dukungan sehingga


Luke akan selalu bersikap optimis. Setelah Luke


kehilangan seorang ayah, ibunya juga selalu berusaha


menjadi seorang ayah bagi Luke.




Pertandingan demi pertandingan, minggu demi minggu,


Sherri selalu datang dan bersorak-sorai untuk


memberikan dukungan kepada Luke, meskipun ia hanya


bermain beberapa menit saja. Suatu hari, Luke datang


ke pertandingan seorang diri. "Pelatih", panggilnya.


"Bisakah aku bermain dalam pertandingan ini sekarang?


Ini sangat penting bagiku. Aku mohon ?"




Pelatih mempertimbangkan keinginan Luke. Luke masih


kurang dapat bekerja sama antar pemain. Namun dalam


pertandingan sebelumnya, Luke berhasil memukul bola


dan mengayunkan tongkatnya searah dengan arah


datangnya bola. Pelatih kagum tentang kesabaran dan


sportivitas Luke, dan Luke tampak berlatih extra keras


dalam beberapa hari ini.




"Tentu," jawabnya sambil mengangkat bahu, kemudian


ditariknya topi merah Luke. "Kamu dapat bermain hari


ini. Sekarang, lakukan pemanasan dahulu." Hati Luke


bergetar saat ia diperbolehkan untuk bermain. Sore


itu, ia bermain dengan sepenuh hatinya. Ia berhasil


melakukan home run dan mencetak dua single. Ia pun


berhasil menangkap bola yang sedang melayang sehingga


membuat timnya berhasil memenangkan pertandingan.




Tentu saja pelatih sangat kagum melihatnya. Ia belum


pernah melihat Luke bermain sebaik itu. Setelah


pertandingan, pelatih menarik Luke ke pinggir


lapangan. "Pertandingan yang sangat mengagumkan,"


katanya kepada Luke. "Aku tidak pernah melihatmu


bermain sebaik sekarang ini sebelumnya. Apa yang


membuatmu jadi begini?"




Luke tersenyum dan pelatih melihat kedua mata anak itu


mulai penuh oleh air mata kebahagiaan. Luke menangis


tersedu-sedu. Sambil sesunggukan, ia berkata "Pelatih,


ayahku sudah lama sekali meninggal dalam sebuah


kecelakaan mobil. Ibuku sangat sedih. Ia buta dan


tidak dapat berjalan dengan baik, akibat kecelakaan


itu. Minggu lalu,......Ibuku meninggal." Luke kembali


menangis.




Kemudian Luke menghapus air matanya, dan melanjutkan


ceritanya dengan terbata-bata "Hari ini,.......hari ini


adalah pertama kalinya kedua orangtuaku dari surga


datang pada pertandingan ini untuk bersama-sama


melihatku bermain. Dan aku tentu saja tidak akan


mengecewakan mereka.......". Luke kembali menangis


terisak-isak.




Sang pelatih sadar bahwa ia telah membuat keputusan


yang tepat, dengan mengizinkan Luke bermain sebagai


pemain utama hari ini. Sang pelatih yang


berkepribadian sekuat baja, tertegun beberapa saat. Ia


tidak mampu mengucapkan sepatah katapun untuk


menenangkan Luke yang masih menangis. Tiba-tiba, baja


itu meleleh. Sang pelatih tidak mampu menahan


perasaannya sendiri, air mata mengalir dari kedua


matanya, bukan sebagai seorang pelatih, tetapi sebagai


seorang anak.....




Sang pelatih sangat tergugah dengan cerita Luke, ia


sadar bahwa dalam hal ini, ia belajar banyak dari


Luke. Bahkan seorang anak berusia 7 tahun berusaha


melakukan yang terbaik untuk kebahagiaan orang tuanya,


walaupun ayah dan ibunya sudah pergi selamanya............Luke


baru saja kehilangan seorang Ibu yang begitu


mencintainya........




Sang pelatih sadar, bahwa ia beruntung ayah dan ibunya


masih ada. Mulai saat itu, ia berusaha melakukan yang


terbaik untuk kedua orangtuanya, membahagiakan mereka,


membagikan lebih banyak cinta dan kasih untuk mereka.


Dia menyadari bahwa waktu sangat berharga, atau ia


akan menyesal seumur hidupnya...............




Hikmah yang dapat kita renungkan dari kisah Luke yang


HANYA berusia 7 TAHUN :




Mulai detik ini, lakukanlah yang terbaik utk


membahagiakan ayah & ibu kita. Banyak cara yg bisa


kita lakukan utk ayah & ibu, dgn mengisi hari-hari


mereka dgn kebahagiaan. Sisihkan lebih banyak waktu


untuk mereka. Raihlah prestasi & hadapi tantangan


seberat apapun, melalui cara-cara yang jujur utk


membuat mereka bangga dgn kita. Bukannya melakukan


perbuatan2 tak terpuji, yang membuat mereka malu.


Kepedulian kita pada mereka adalah salah satu


kebahagiaan mereka yang terbesar. Bahkan seorang anak


berusia 7 tahun berusaha melakukan yang terbaik untuk


membahagiakan ayah dan ibunya. Bagaimana dengan Anda ?


Berapakah usia Anda saat ini ?




Apakah Anda masih memiliki kesempatan tersebut ? Atau


kesempatan itu sudah hilang untuk selamanya.........?


Mohon KEMURAHAN HATI Anda untuk menyebarkan kisah


ini kepada sanak keluarga Anda, famili, teman2, rekan2


kerja, rekan2 bisnis, atasan, bawahan, sebuah kelompok


organisasi ataupun perusahaan, PELANGGAN, serta siapa


saja yang Anda temui.




Ada 4 kemungkinan respon dari pihak2 yang telah


membaca kisah ini. PERTAMA, cuek / tidak peduli /


tidak mengerti kisah ini. KEDUA, tersentuh dengan


kisah ini, tetapi tidak melakukan apapun. KETIGA,


tersentuh dengan kisah ini, intropeksi diri, tetapi


tidak melakukan apapun. KEEMPAT, tersentuh, intropeksi


diri, lalu segera bergerak aktif untuk lebih


memperhatikan kedua orangtuanya dan menjadi seorang


anak yang lebih berbakti.


Bila di antara sekian banyak orang yang memperoleh


kisah ini dari Anda, ada satu saja yang termasuk


kategori nomor EMPAT, ini berarti Anda telah berhasil


menyadarkan seseorang akan betapa pentingnya


orangtuanya. Bayangkan kebahagiaan seorang anak yang


bersyukur bahwa ayah dan ibunya masih hidup, lalu


berusaha membahagiakan mereka. Lalu orangtuanya yang


begitu bahagia mengetahui bahwa anaknya juga begitu


mencintainya, seorang anak yang berbakti. Kebahagiaan


ini lebih berharga daripada tumpukan emas permata.


Mereka sungguh beruntung dengan KEHADIRAN ANDA di


dunia ini, yang BERMURAH HATI untuk menyebarkan kisah


ini.




Ayah, Ibu, Ketahuilah, Saya Juga Mencintaimu Dengan


Segenap Jiwa Ragaku.............


diambil dari

http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=1721